Jumat, 22 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN LIMFOMA

Nama : Wida darniati
NIM:04.082081
Kelas : D/KP6



BAB I
PENDAHULUAN
(1)               LATAR BELAKANG
Seiring  perkembangan era yang semakin maju dimana perkembangan tersebut mencakup seluruh aspek manusia, secara otomatis terjadi pergeseran pola keoendudukan terutama pola penyakit di masyarakat. Semula penyakit terbanyak yang ditemukan adalah penyakit infeksi baik infeksi saluran nafas maupun gastro intestinal  kepada penyakit – penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan lain sebagainya
Penyakit lymfona non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam kasus interne/kasus penyakit dalam pada penyakit  ini terjadi proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah bening. LNH belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan  kasus ini.
Berbagai permasalahan dapat timbul karena kasus ini yang mana permsalahan tersebut dapat menyangkut seluruh aspek kehidupan dari manusia baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual, secara fisik dapat menimbulkan tergangguanya pola nafas karena ada penekanan atau kesulitan dalam menelan makana sehingga mengakibatkan kurangbnya asupan nutrisi. Secara psikis penyakit ini dapat menimbulkan gangguan konsep diri terutama mengenai body image, ataupun bahkan bisa mengakibatkan perilaku menarik diri, secara sosial bi sa mengakibatkan kerusakan interaksi sosial karena perilaku menarik diri atau kurang percaya diri dan secara spiritual bisa menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diberikan atau mungkin sebaliknya justru lebih tekun beribadah karena ingin cepat sembuh.
Melihat hal dan permasaklahan diatas penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk asuhan keperawatan dengan harapan paling tidak penulis bisa meringankan beban yang dialami penderita.
(2)               BATASAN MASALAH
Pada laporan ini kami membatasi permasalahan dengan ruang lingkup Asuhan keperawatan pada Tn. “R” dengan Lymfoma Non Hodgkin

(3)               TUJUAN PENULISAN
  1. Tujuan Umum
Setelah pelaksanaan praktek dan penysunan asuhan keperawatan diharapkan bisa membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan Lymfoma Non Hodgkin
  1. Tujuan Khusus
Diaharapkan mahasiswa mampu :
a.       Melakukan pengkajian terhadap pasien Melakukan analisa data
b.      Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
c.       Merencanakan tindakan keperawatan
d.      Melakukan tindakan keperawatan
e.       Melakukan evaluasi
f.       Mendokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis

(4)               METODE PENULISAN
  1. Metode
Ø  Secara deskriptif yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi saat itu
Ø  Study Kepustakaan
Diperoleh dari buku sumber yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan Lymfoma Non Hodgkin
Ø  Study kasus
Diperoleh dari hasil wawancara, obsevasi dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien dengan Lymfoma Non Hodgkin

  1. lokasi waktu
Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang Cardioligy pada tanggal 28 Oktober 2001 sampai dengan 10 oktober 2001
  1. Tehnik Pengumpulan data
a.       Wawancara
Auto anamnesa dan allo anamnesa
b.      Observasi
Dengan melakukan suatu kegiatan rutin untuk mengamati pasien dengan tujuan mendapatakan data
c.       Pemeriksaan
Secara langsung kita berhadapan dengan pasien dan melakukan pemerikasaan terhadap pasien secara sistematis

(5)               SITEMATIKA PENULISAN
BAB I       : PENDAHULUAN
Ø  Latar belakang
Ø  Batasan masalah
Ø  Tujuan penulisan
Ø  Metode penulisan
Ø  Sistem penyajian
      BAB II      : TINJAUAN PUSTAKA
Ø  Meliputi teori Lymfoma Non Hodgkin
Ø  Konsep dasar keperawatan pasien dengan Lymfoma Non Hodgkin
      BAB III    :  STUDY KASUS
Ø  Pengkajian
Ø  Analisa data
Ø  Rencana keperawatan
Ø  Implementasi
Ø  Evaluasi

        BAB IV  : PENUTUP
Ø  Kesimpulan
Ø  Saran

(6)               SISTEM PENYAJIAN
Laporan asuhan keperawatan ini telah kami susun dan dipertangguangjawabkan didepan pembimbing asuhan keperawatan dan kepala ruangan dan kami dokumentasikan dalam bentuk sebuah laporan.


BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
LIMFOMA NON HODGKIN
A.    BATASAN
Limfoma maligna (LM) adalah proliferasi abnormal sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya, terutama menyerang kelenjar getah bening

B.     KLASIFIKASI
  1. Limfoma Hodgkin (LH) : patologi khas LH, ada sel – sel Reed Stern berg dan/ atau sel hodgkin
  2. Limfoma Non Hodgkin (LNH) : patologi khas non hodgkin

C.    ETIOLOGI
Etiologi belum jelas mungkin perubahan genetik karena bahan – bahan limfogenik seperti virus, bahan kimia, mutasi spontan,  radiasi dan sebagainya

D.    PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS
Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penymbatan organ tubuh yang diserrang dengan gejala yang bervariasi luas. Sering ada panas yang tak jelas sebabnya, penurunan berat badan
Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal). Gejalanya tergantung pada organ yang diserang, gejala sistemik adalah panas, keringat malam, penurunan berat badan.

E.     DIAGNOSTIK
Pemeriksaan minimal :
Ø  Anamnesis dan pemeriksaan fisik : ada tumor sistem limfoid, febris keringhat malam, penurunan berat badan, limfadenopati dann hepatosplenomegali
Ø  Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar, faal ginjal, LDH.
Pemeriksaan Ideal
Ø  Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone – scan, CT – scan, biopsi sunsum tulang, biopsi hepar, USG, endoskopi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologi. Untuk LH memakai krioteria lukes dan butler (4 jenis). Untuk LNH memakai kriteria internasional working formulation (IWF) menjadi derajat keganasan rendah, sedang dan tinggi
Penentuan tingkat/stadium penyakit (staging)
            Stadium ditentukan menurut kriteria Ann Arbor (I, II, III, IV, A, B, E)
            Ada 2 macam stage :   Clinical stage dan
                                                Pathological stage
F.     DIAGNOSA BANDING
  1. Limfadenitis Tuberculosa : Histopatologi, kultur, gejala klinik
  2. Karsinoma metastatik  ada tumor primernya, jenis PA adalah karsinoma]
  3. Leukemia, mononukleus Infeksiosa : gambaran hematologik

G.    PENATALAKSANAAN
LIMFOMA HODGKIN
  1. Therapy Medik
Ø  Konsutasi ke ahli onkologi medik (biasanya RS type A dan B)
Ø   Untuk stadium II b, II E A dan B IV dan B, yherapi medik adalah therapy utama
Ø  untuk stadium I B, I E A dan B terapy medik sebagai terapy anjuran
misalnya :
Ø  obat minimal terus menerus tiap hari atau dosis tinggi intermittenddengan siklofosfamid
dosis :
-          Permulaan 150 mg/m 2, maintenance 50 mg, m 2 tiap hari atau
-          1000 mg/m 2 iv selang 3 – 4 minggu
Ø  Obat kombinasi intermittend siklofosfamid (Cyclofosfamid), vinkistrin (oncovin), prednison (COP)
Dosis :
C   : Cyclofosfamid          1000 mg/m 2 iv hari I
O   : Oncovin                    1,4 mg/m 2 iv hari I
P    : Prednison                  100 mg/m 2 po hari 1 – 5
Diulangi selang 3 minggu
            Ideal :
Ø Kombinasi obat mustargen, vinkistrin (oncovin), procarbazine, prednison (MOPP)
       Tidak ada formularium RSUD Dr Soetomo
  1. Therapy Radiasi dan bedah
Ø  Konsultasi dengan ahli yang bersangkutan
Ø  Sebaiknya melalui tim onkology (biasanya di RS type A dan B)

LYMFOMA NON HODGKIN
1.      Therapy Medik
Ø  Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)
Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)
¨      Tanpa keluhan : tidak perlu therapy
¨      Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan dosis permulaan po tiap hari atau 1000 mg/m 2 iv selang 3 – 4 minggu.
Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian seperti pada LH diatas
Limfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF)
¨      Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah sebagai terapy utama
¨      Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuran
Minimal : seperti therapy LH
Ideal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso – epirubicin, oncovin, prednison (CHOP) dengan dosis :
C    : Cyclofosfamide              800 mg/m 2 iv hari I
H    : hydroxo – epirubicin       50 mg/ m 2 iv hari I
O    : Oncovin                          1,4 mg/ m 2 iv hari I
P     : Prednison                        60 mg/m 2 po hari ke 1 – 5
Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 – 4 minggu
Lymfoma non – hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)
¨      Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant
¨      Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy utama
Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang (CHOP)
Ideal : diberi Pro MACE – MOPP atau MACOP – B
2.      Therapy radiasi dan bedah
Konsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya melalui yim onkology ( di RS type A dan B)

H.    KOMPLIKASI
Ø  Tranfusi leukemik
Ø  Superior vena cava syndrom
Ø  Ileus

KRITERIA DIAGNOSIS LNH
Ø  Riwayat pembesaran kelenjar getah bening atau timbulnya massa tumor di tempat lain
Ø  Riwayat demam yang tidak jelas
Ø  Penurunan berat badan 10 % dalam waktu 6 bulan
Ø  Keringat malam yang banyak tanpa sebab yang sesuai
Ø  Pemeriksaan histopatologis tumor, sesuai dengan LNH
Ideal : jika klafisikasi menurut REAL, gradasi malignitas menurut International Working Formulation

LANGKAH PENTAHAPAN (STAGING)
Ø  Pemeriksaan Laboratorium lengkap, meliputi :
¨      Darah tepi lengkap termasuk retikulosit dan LED
¨      Gula darah
¨      Fungsi hati termasuk y – GT, albumin, dan LDH
¨      Fungsi ginjal
¨      Imunoglobulin
Ø  Pemeriksaan biopsi kelenjar atau massa tumor untuk mengetahui sub type LNH, bila perlu sitologi jarum halus (FNAB) ditempat lain yang dicurigai
Ø  Aspirasi dan biopsi sunsum tulang
Ø  Ct – Scan atau USG abdomen, untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar getah bening pada aorta abdomonal atau KGB lainnya massa tumor abdomen dan metastases  ke bagian intra abdominal
Ø  Pencitraan thoraks (PA & lateral) untuk mengatahui pembesaran kelenjar media stinum, b/p CT scan thoraks
Ø  Pemeriksaan THT untuk melihat keterlibatan cincin waldeyer terlibat dilanjutkan dengan tindakan gstroskopy
Ø  Jika diperlukan pemeriksaamn bone scan  atau bone survey untuk melihat keterlibatan tulang
Ø  Jika diperlukan biopsi hati ( terbimbing )
Ø  Catat performance status
Ø  Stadium berdasarkan Aun Amor
Ø  Untuk ekstra nodal stadium berdasarkan kriteria yang ada

THERAPY
Pilihan Pengobatan
Ø  Derajat keganasan rendah (DKR/Indolen) : pada prinsipnya simptomatik
Ø  Kemo therapy  : obat tunggal atau ganda (peroral), jika dianggap perlu (cychlopospamide, oncovin dan prednison)
Ø  Radiotherapy : low dose TOI + involved field radiotherapy atau involved field radiotherapy saja
Ø  Derajat keganasan menengah (DKM)/Agresif Lymfoma
Ø  Stadium I : kemotherapy (CHOP/CHV mp/BU) + Radiotherapy
Ø Stadim II – IV : Kemotherapy parenteral kombinasi, radio therapy berperan untuk tujuan paliasi
Ø  Derajat kegansan tinggi (DKT)
DKT limfoblastik (LNH – Limfoblastik)
Ø Selalu diberikan pengobatan seperti leukemia lymfoblastik acut (LLA)
Ø Reevaluasi hasil pengobatan dilakukan pada :
1.      Setelah siklus kemotherapy keempat
2.      Setelah siklusn pengobatan lengkap

PENYULIT
Ø  Akibat langsung penyakitnya :
a.       Penekanan  terhadap organ, khususnya jalan nafas, usus dan saraf
b.      Mudah terjadi infeksi, bisa total
Ø  Akibat efek samping pengobatan
a. Aplasi sunsum tulang
b. Gagal jantung akibat golongan obat antrasiklin
c. Gagal ginjal akibat sisplatinum
d.Kluenitis akibat obat vinkristin
e. dll

A.    KONSEP DASAR KEPERAWATAN
  1. Pengkajian
A.    Pengumpulan data
a.       Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor regester, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis
b.      Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nyeri telan
c.       Riwayat penyakit sekarang
Ø  Alasan MRS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh nyeri telan dan sebelum MRS mengalami kesulitan bernafas, penurunan berat badan, keringaty dimalam hari yang terlalu banyak, nafsu makan menurun nyeri telamn pada daerah lymfoma
Ø  Keluhan waktu didata
         Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan kesulitan bernafas, dan cemas atas penyakit yang dideritanya

Ø  Riwayat kesehatan Dahulu
       Riwayat Hypertensi dan Diabetes mielitus perlu dikaji dan riwayat pernah masuk RS dan penyakit yang pernah diderita oleh pasien

d.      Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler : HT, penyakit metabolik :DM atau penyakit lain yang pernah diderita oleh keluarga pasien
e.       ADL
Ø  Nutrisi : Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi yang dihabiskan susunan menu, keluhan mual dan muntah, sebelum atau pada waktu MRS, dan yang terpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit, terutama menyangkut dengan keluhan utama pasien yaitu kesulitan menelan
Ø  Istirahat tidur : dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan apakan ada kesulitan waktu tidur dan bagaimana perunbahannya setelah sakit klien dengan LNH
Ø  Aktifitas : Aktifitas dirumah ataua dirumah sakit apakah ada kesenjangan yang berarti misalnya pembatasan aktifitas, pada klien ini biasanya terjadi perubahan aktifitas karena adanya limfoma dan penuruna aktifitas sosial karena perubahan konsep diri
Ø  Eliminasi : Mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, apakah ada gangguan.
Ø  Personal Hygiene : mengkaji kebersihan personal Hygienemeliputi mandi, kebersihan badan, gigi dan mulut, rambut, kuku dan pakaian dan kemampuan serta kemandirian dalam melakukan kebersihan diri
f.       Data Psikologi
Perlu dikaji konsep diri apakah ada gangguan dan bagaimana persepsi klien akan penyakitnya terhadap konsep dirinya
Perlu dikaji karena pasien sering mengalami kecemasan terhadfap penyakit dan prosedur perawatan
g.      Data Sosial
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan bagaiman peran klien dirumah dan dirumah sakit
Pada klien dengan LNH mungkin terjadi gangguan interaksi sosial karena perubahan body image sehingga pasien mungkin menarik diri
h.      Data Spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan agama yang dianut
i.        Pemeriksaan Fisik
Secara umum
Ø  Meliputi keadaan pasien
Ø  Kesadaran pasien
Ø  Observasi tanda – tanda vital : tensi, nadi, suhu dan respirasi
Ø  TB dan BB untuk mengetahui keadaan nutrisi
Secara khusus :
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh meliputi dari chepalo kearah kauda terhadap semua organ tubuh antara lain
Ø  Rambut
Ø  Mata telinga
Ø  Hidung mulut
Ø  Tenggorokan
Ø  Telinga
Ø  Leher sangat penting untuk dikaji secara mendetail karena LNH berawal pada serangan di kelenjar lymfe di leher mel;iputi diameter (besar), konsistensi dan adanya nyeri tekan atau terjadi pembesaran
Ø  Dada Abdomen
Ø  Genetalia
Ø  Muskuloskeletal
Ø  Dan integumen
j.        Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, Rontgen thoraks serta therapy yang  diperoleh klien dari dokter

B.     Analisa Data
Data yang dikumpulkan dikelompokkan meliputi : data subyektif dan data obyektif kemudian dari data yang teridentifikasi masalah dan kemungkinan penyebab dapat ditentukan yang menjadi acuan untuk menentukan diagnosa keperawatan.

C.     Diagnosa Keperawatan
      Diagnosa keperawatan adalah tahap dari perumusan masalah yang menentukan masalah prioritas dari klien yang dirawat yang sekaligus menunjukkan tindakan prioritas sebagai perawat dalam mengahadapi kasus LNH.

  1. Perencanaan
Membuat rencana keperawatan dan menentukan pendekatan yang dugunakan untuk memecahkan masalah klien. Ada 3 tahap dalam fase perancanaan yaitu menetukan prioritas, menulis tujuan dan perencanan tindakan keperawatan.

  1. Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang merupakan bentuk riil yang dinamakan implementasi, dalam implementasi ini haruslah dicatat semua tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien dan setiap melakukan tindakan harus didokumentasikan sebagai data yang menentukan saat evaluasi.

  1. Evaluasi
Evaluasi adalaha merupakan tahapa akhir dari pelaksaan proses keperawatan dan asuhan keperawatan evaluasi ini dicatatat dalam kolom evaluasi dengana membandingkan data aterakhir dengan dengan data awal yang juga kita harus mencatat perkembangan pasien dalam kolom catatan perkembangan.

BAB II
STUDY KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN “R” DENGAN
LYMFOMA NON HODGKIN

No Regester Medik     : 100.940.23
Ruang                          : Interne II
Tanggal MRS              : 25 Oktober 2001 jam 09.30 WIB
Tanggal didata                        : 28  Oktober 2001 jam 09.00 WIB
Diagnosa Medis          : Lymfoma Non Hodgkin (LNH)

I.  PENGKAJIAN
  1. Biodata Pasien
Nama                        : Tn “R “
Umur                        : 20 tahun
Jenis Kelamin           : Laki – laki
Agama                      : Islam
Suku/bangsa             : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan   : kawin
Pendidikan               : SMP tamat
Alamat                     : Pogot Gg V/89 Surabaya
                                
  1. Biodata Penanggung jawab
Nama                           : Ny. “M”
Umur                           : 19 tahun
Jenis kelamin               : Perempuan.
Agama                         : Islam
Suku/bangsa                : Jawa/Indonesia
Pendidikan                  : SMA tamat
Pekerjaan                     : IRT
Hubungan dg pasien   : Istri.
Alamat                                    : Pogot Gg V/89 Surabaya.

c.       Keluhan Utama
Nyeri telan

d.      Riwayat
1.      Riwayat Penyakit Sekarang
a.       Alasan masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah sakit pertama kali disadarai di leher kiri berukuran sebesar telur ayam, padat kenyal dan makin lama makin membesar, mula – mula benjolan tidak nyeri tekan, tetapi sejak 2 bulan yang lalu pada benjolan timbul luka – luka kemerahan bila ditekan terasa nyeri, nyeri dirasakan saat benjolan ditekan  dan tidak menyebar, nyeri tidak timbul bila tidak di tekan dan waktu menelan terasa nyeri dileher
Kemudian timbul juga benjolan di leher kanan sebesar kelereng, p[adat dan nyeri tekan, juga muncul benjolan yang sama  di bawah rahang kanan.
Kurang lebih 2 bulan yang lalu pasien sering merasa sesak  di tenggorokan,. Banyak berkeringat di malam hari dan sulit menelan
Satu minggu sebelum MRS pasien mengatakan bernafas agak susah, nyeri telan tambah hevat di bawa ke dokter tapi tidak sembuh dan kemudian di bawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya MRS di Ruang Interne II

b.      Keluhan waktu didata
Pasien mengatakan nyeri saat menelan, nyeri tekan pada daerah benjolan, terasa mau muntah jika makan terlalu banyak.

2.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ø  Pasien mengatakan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Ø  Pasien amengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, atau penyakit menular seperti TBC atau penyakit lain yang menyebabkan harus Masuk rumah sakit.
Ø  Penyakit yang p[ernah diderita hanya batuk pilek dan panas biasa dan dengan berobat atau membeli obat kemudian sembuh.

                                    3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ø  Pasien mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan dirinya
Ø  Menurut klien dan keluarga dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hypertensi, penyakit DM ataupun penyakit menular lain seperti TBC yang menyebabkan harus MRS di Rumah Sakit.
Ø  Penyakit yang pernah diderita hanyalah batuk, pilek dan panas biasa dan berobat ke dokter atau membeli obat kemudian sembuh.

e.       Pola Aktifitas Sehari –hari (Activity Daily Living)
NO
AKTIFITAS
DI   R U M A H
DI RUMAH SAKIT
SEHAT
SAKIT
1
Pola Nutrisi
Makan 3 kali sehari, porsi satu piring habis sakali makan habis, komposisi makan terdiri dari nasi, lauk seperti tahu, tempe, ikan, telur dan daging, memakai sayur seperti bayam dan sawi, kadang snack, pasien tidak berpantang terhadap jenis makanan tertentu,
Minum 6 – 7 gelas /hari air putih kadang – kadang teh.
Makan 3 kali sehari porsi 4 – 5 sendok makan, sedikit sayur dan lauk, nyeri teln tiap kali makan dan kadang mau mmuntah jika terlalu banyak, komposisi makanan lunak/bubur dan memakai sayur
Minum 5 – 6 gelas/hari air putih kadang the pasien mengatakan nyeri saat menelan air
Pasien mendapatkan diet TKTP lunak
Porsi yang disediakan RS dimakan 3 – 4 sendok, nyeri saat menelan makanan  dan kadang mau muntah jika makan terlalu banyak
Minum 4 – 5 gelas/ hari air putih nyeri telan saat menengguk air

2
Pola Eliminasi
Bab 1 – 2 kali/hari, Bab di WC, warna kuning trengguli bau khas faeces, konsistensi lunak dan tidak ada ahambatan dalam pengeluaran faeces
BAB 3 – 4 kali sehari warna kuning jernih, bau khas urine, jumlah tak terobservasi tidak ada hambatan dalam proses BAK tak nyeri.

BAB sejak 2 hari yng lalu  baru 1 kali, konsistensi agak padat, warna kuning trengguli ,di WC jumlah faeces tak terobservasi.
BAK 3 – 4 kali/hari  warna kuning jernih dan tak terobservasi tidak ada hambatan dalam proses pengeluaran urine
Bab 2 hari sekali, di WC konsistense lunak agak padat, warna kuning trengguli bau khas faeces, tidak ada kesulitan BAB. BAK 2 – 3 x/sehari warna kuning jernih, bau khas urine, tidak nyeri daerah kelamin, jumlah urine tak terobservasi, tidak ada gangguan dalam proses mictie.

3
Pola Istirahat/tidur
Tidur sehari semalam 7 – 8 jam
Malam hari mulai tidur jam 22.00  WIB dan bangun kurang lebih jam 05.00 WIB
Siang hari tidur 1 – 2 jam mulai jam 13.00 – 14.30 WIB tidak ada gangguan tidur
Tidur memakai bantal dan selimut dikamar menggunakan lampu tidur (dop)
Klien tidur malam 7 – 8 jam mulai jam 21.00 WIB dan bangun  pad pukul 05.00 WIB
Tidur siang kurang lebih 2 jam mulai jam 13.00 WIB sampai dengan bangun jam 15.00 WIB tidur memakai bantal dan selimut di dlam kamar dengan penerangan lampu dop
Tidur malam kurang lebih 6 – 7 jam antara jam 22.00 – jam 05.00 WIB
Siang hari tidur antara jam 13.00 WIB sampai dengan jam 15.-00 WIB tidur memakai bantak, selimut dan dengan penerangan lampu TL (lampu yang ada di Rumah Sakit)

4
Pola Personal Hygie
ne
Mandi 2 kali sehari dikamar mandi, memakai sabun mandi dan selesai memakai handuk.
Gosok gigi 2 kali sehari, bersamaan dengan mandi
 Keramas 1 kali seminggu atau bila pasien merasa kotor keramas memakai shmphoo  dan ganti baju sehari sekali, kuku panjang bila dipotong

Klien mandi 2 kali di kamar mandi memakai sabun dan selesai menggunakan handuk
Gosok gigi 2 kali sehari bersamaan dengan mandi memakai pasta
Kertamas 1 kali seminggu atau bil;a merasa kotor
Ganti pakaian 1 kali sehari atau bila merasa kotor.

Mandi 2 kali sehari di kamar mandi  Rumah sakit memakai sabun dan selesai memakai handuk
Gosok gigi bersamaan dengan mandi memakai psata gigi
Pasien selama si RS keramas 1 kali ganti baju 1 kali er hari atau bila merasa kotor.

5.
Pola Aktifitas
Pasien tidak mempunyai pekerjaan tetap biasa bekerja di proyek atau membangun rumah/mengecat rumah orang atau pekerjaan yang lain
Bekerja mulai jam 07.00 WIB sampai sore hari kurang lebih 17.00 dn istirahat pada siang hari kurang lebih 1 jam mulai jam 13.00 sampai dengan jam 14.00 WIB
waktu senggang diguanakan untuk nonton TV atau ngobrol bersama keluarga
Klien jarang rekreasi

Pasien tidak bekerja hanya beraktifitas di rumah dan membantu pekerjaan rumah seperti menyapu dan lain sebagainya.
Waktu yang lain untuk nonton TV/mendengarkan radio atau ngobrol dengan anggota keluarga
Pasien lebih banyak di tempat tidur dan kadang ke KM atau kadang ke WC dn jika tidak ada kegiatan atau acara pemeriksaaan pasien kadang jalan – jalan disekitar ruangan dengan ditemani istrinya.
6.
Ketergantungan
Pasien mengatakan sejak umur kurang lebih 12 tahun sampai edngan menikah umur 19 tahun mengkonsumsi minuman beralkohol tiap hari merokok sejak masuk SMP rata – rata sehari habis 1 bungkus
Pasien tidak mengalami ketergantungan terhadap obat dan makanan tertentu
Sejak menikah pasien tidak lagi minuman beralkohol, rokok masih mengkonsumsi kurang lebih 1 bungkus sehari
Pasien mendapatkan program therapy dari dokter.


f.       Data Psikology
Ø Status emosi
Stabil, pasien tampak bisa mengendalikan emosinya, pasien mengatakan “ saya sedih dengan adanya benjolan di leher saya sehingga saya mengalami kesulitan dalam menelan makanan.” Pasien mengatakan “Apakah penyakit saya ini bisa cepat disembuhkan dan bagaimana pengobatannya.” pasien mengatakan merasa malu dengan keadaannya sekarang pasien tampak sedih bila diajak bicara tentang penyakitnya.
Ø Konsep Diri
1.       Body Image
Pasien mengatakan merasa bergaul karena sakit yangh dialaminya dan pasioen menyadari karena sekarang sedang sakit dan butuh perawatan dan pengobatan dari pihak RS
2.       Self Ideal
Klien merasa tidak terganggu dengan aturan yang diterapkan oleh pihak RS  karena menurut klien hal ini adalah untuk kesembuhannya.
3.    Self esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik, ramah, sopan dan sabar baik oleh petugas maupun keluarga dan mendapat bantuan dalam menghadapi sakitnya
4.     Role
Klien bersikap kooperatif saat dilakukan tindakan tinpra, penjelasan dari perawat/dokter. Klien mematuhi ketentuan tentang hal yang harus dilakukan maupun yang dilarang klien lebih banyak diam.
Di rumah pasien bekerja tidak tetap kadang di proyek atau membangun rumah orang dan atau pekerjaan yang lainnya
Sedangkan di Rumah Sakit pasien menyadari dirinya sebagai pasien yang butuh perwatan dan pengobatan
Pasien mengatakan karena sakit ini tidak bisa menjalankan aktifitas seperti biasanya
5.      Identitas
   Klien menyadari saat ini sedang sakit dan lemah bukan individu yang sehat dan mandiri seperti dahulu. Membutuhkan bantuan dan dukungan penuh dari keluarga untuk memenuhi segala kebutuhannya.

g.      Data Sosial
1.      Pendidikan                         : tamat SMA
2.      Sumber penghasilan           : pasien bekerja tidak tetap lebih banyak di bangunan  kadangh membangun rumah orang lain kadng ikut proyek pasien mengatakan hubungan dengan teman sekerjanya berjalan dengan baik
3.      Pola komunikasi     : Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan Indonesia dengan nada suara lemah, volume suara datar.
Klien sering menanyakan tentang penyakit dan keadaannya sekarang apakah ia bisa cepat sembuh dari sakitnya dan bagaimana tentang prosedur pengobatannya, pasien jarang bicara dengan pasien lain karena merasa malu dengan benjolan yang ada di lehernya
4.      Pola Interaksi
Pasien tinggal serumah dengan istri dan orang tuanya
      Pasien mengatakan hubungan dengan semua anggota keluarga berjalan dengan baik (harmonis) dibuktikan dengan banyak keluarga yang datang menjenguk dan menungguinya.
      Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lain karena merasa malu dengan adanya benjolan di lehernya
     
5.      Perilaku
J  Pasien lebih banayak menghabiskan waktu di tempat tidur untuk istirahat
J  Waktu yang lain pasien biasa beraktifitas seperti makan, mandi dan kekamar mandi
J  Pasien tampak menutupi lehernya dngan sleyer ketika keluar dari kamar untuk jalan – jalan di sekitar ruangan
       
h.      Data Spiritual
Ø  Pasien mengatakan beragama islam
Ø  Pasien mengatakan dirumah rajin menjalakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya seperti sholat dan mengaji serta berdoa serta ibadah yang lain
Ø  Di Rumah sakit pasien rajin melaksanakan sholat di kamarnya  dan berdoa mengaharap kesembuhannya.
Ø  Klien mengatakan menerima sakitnya sebagai cobaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan pasien mengatakan akan pasrah dan berusaha untuk kesembuhannya

i.        Pemeriksaan Fisik
 Secara Umum
 1.   Keadaan Umum     : baik, pasien tampak sakit ringan pasien bisa melaksanakan aktivitas sehari – hari dengan baik tanpa bantuan dari orang lain hanya kebutuhan tertentu yang mmbutuhkan bantuan minimal dari perawat seperti minum obat.
2.   Kesadaran               : Composmentis          GCS : E4 V5 M6
3.   Antopometri           : TB     : 168 cm                     BB       : 57 kg
4.   Tanda vital              : T         : 110/70 mmHg          N         : 90 x/menit
                                         S        : 36 5 o C                     RR       : 20 x/menit
Secara khusus (Chepalo – Cauda)
1.      Kepala dan leher
a.       Ekspresi  wajah tampak sedikit gelisah, bentuk oval tampak bersih tidak ditemukan adanya bekas luka ekspresi wajah tampak sedikit gelisah/cemas, kadang menyeringai saat menelan, pasien tampak menyeringai saat leher ditekan.
b.      Rambut : Pendek, warna hitam, bersih, rambut tidak mudah dicabut bentuk kepala oval dan tidak ada nyeri tekan. Rambut hitam dan tidak rontok, agak kotor dan tidak ada ketombe, tidak ditemukan adanya kutu
c.       Kulit kepala : bersih, tidak didapatkan adanya bekas luka, ataupun benjolan abnormal
d.      Mata
Simetris, konjungtiva tarsal warna merah muda, sclera tidak ikterus, pupil isokor, fungsi penglihatan baik, tidak ada bercak reflek cahaya (+), kornea jernih
e.       Hidung : Mucosa hidung warna merah muda, simetris, septum nasi tegak berada di tengah, tidak terdapat adanya polip, bersih dan fungsi penciuman baik
f.    Telinga : Simetris, auricula tidak ada infeksi, liang telinga warna merah muda, bersih tidak didapatkan adanya cerumen yang mengeras ataua menggumpal, fungsi pendengaran baik ditandai dengan pasien bisa menjawab pertanyaan dengan spontan
g.      Mulut : Mucosa merah muda, bibir merah muda, tidak kering, lidah   bersih, gigi bersih tidak ada caries, tidak ada radang pada tonsil,tidak terdapat stomatitis, fungsi mengunyah, pengecapan baik.
2.      Leher
v  Asimetris
v  Terdapat pembesaran kelenjar lymfe pada leher kiri multiple dengan diameter kurang l;ebih 20 cm, terdapat benjolan dibawah rahang kanan diameter 4 – 5 cm terdapat benjolan pada leher kanan dengan diameter kurang lebih 5 cm, terdapat radang pada leher kiri, konsistensi benjolan padat, kenyal dan nyeri tekan.
v  Movement tidak maksimal nyeri saat menoleh kekiri
v  Trachea : mengalami deviasi
v  Vena jugularis dan arteri carotis tak terevakuasi

3.      Pemeriksaan Thorak
a.       Pulmonum         
Ø  Inspeksi : bentuk thorak simetris, bersih, tak tampak adanya tarikan intercostae yang berlebihan,  pernafasan dan iramareguler teratur,terdapat pembesaran kelenjar lymfe axila kanan dan kiri, nafas spontan.
Ø  Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, gerak nafasreguler, tidak ada pernafasan tertinggal, tidak ada krepitasio
Ø  Perkusi : sonor pada paru kanan dan kiri
Ø  Auskiulatsi : suara nafas vesikuler, Tidak ada suara ronkhi ataupun wheezing pada paru kanan dan kiri.
b.      Cor
Ø  Inspeksi : Tidak terlihat adanya ictus cordis, pulsasi jantung tidak tampak
Ø  Palpasi : Teraba Ictus Cordis pada ICS IV – V sinestra MCL, pulsasi jantung teraba pada apek, Thrill tidak ada
Ø  Perkusi : suara redup (pekak/dullness) pada daerah jantung
Batas kanan     : pada sternal line kanan
Batas kiri         : ICS V midklavikuler line kiri
Ä Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara tambahan dari jantung
4.      Abdoment
Ø  Inspeksi : Simetris, bersih, tidak didapatkan adanya benjolan atau bekas luka, supel, perut datar dan tidak membuncit.
Ø  Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba masssa abnormal
Ø  Perkusi : Suara tympani perut
Ø  Auscultasi : Peristaltik usus 14 – 16 x/menit

5.      Inguinal – genetalia dan anus
v  Pembesaran kelenjar limfe inguinalis kanan dan kiri kurang lebih 2 cm padat dan kenyal
v  Jenis kelamin laki – lak, bersih, tidak didapatkan adanya jamur dan infeksi
v  Fungsi eliminasi lancar

6.      Ekstremitas
Ø  Atas
   Lengkap, jari tangan lengkap, akral hangat, tidak ada cacat, simetris gerakan maksimal, kekuatan otot baik, agak anemis pada jari kaki, turgor kulit baik, skala kekuatan otot          5        5
           
Ø  Bawah
Lengkap, jari tangan lengkap
Bersih tidak ada bekas luka, simetris, movement maksimal, tidak ad luka, tidak ada nyeri, kekuatan otot baik
Skala kekuatan otot    
                                     5          5
7.      Integument
Ø  Turgor baik, warna kulit sawo matang,  tidak ada alergi
Ø  Tidak ada alergi atau iritasi kulit, tidak ada kelainan postur tubuh, pergerakan maksimal
Ø  Terdapat benjolan pada leher kiri dengan diameter kuarng lebih 20 cm
Ø  Kuku warna merah muda


j.        Data Penunjang
1.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       laboratorium tgl 22/10 2001
PEMERIKSAAN
H A S I L
NORMAL
Gula darah sesaat
94 mg/dl
< 120 mg/dl
Urea Nitrogen
11 mg/dl
10 – 20 mg/dl
Kreatinin serum
1,0 mg/dl
Lk : < 1,5
Pr : < 1,2
Bilirubin direct
0,38 mg/dl
< 0,25
Bilirubin total
1,90 mg/dl
< 1,0
SGOT
17 u/l
< 42
SGPT
13 u/l
< 40
Fosfatase alkali
48 u/l
32 - 92
b.      Laboratorium tanggal 19/10 2001
JENIS PEMERIKSAAN
HASIL
HARGA NORMAL
WBC
6,6 THSN/ CU MM

RBC
4, 48 MILL/CU MM

HGB
13,5 Grams/DL

HCT
39,3 %

MCV
87,7 Cu Microns

MCH
30,1 Picograms

MCHC
34,4 %

RDW
15,1 %

PCT
0, 169

MPV
7, 2 Cu Microns

% Lymph
22,5

% Mono
11,4

% Gran
66,1

Eosinofil


Basofil


Lymphosit
1,5 THSN/CU MM

Monosit
0,8 THSN/ CU MM

Granulosit
4,3 THSN/ CU MM


c.       Pemeriksaan Patology/Sitology 10 Oktober 2001
Bahan               : Biopsi tumor leher
Kesimpulan      : Non Hodgkin lymfoma maligna, difuse large cell, high grade, stadium III B
d.      Pemeriksaan foto thoraks PA 19 oktober 2001
Cor       : besar dan bentuk normal
Pulmo   : tak tampak proses metastasis, taka tampak kelainan
Kedua sinus frenicocostalis tajam
Tak tampak osteolistik dan osteoblastik
e.       Pemeriksaan dengabn USG Abdoment 22 Oktober 2001
Hepar                 : besar normal, intensitas ocheparencim bormal homogen, system vena porta/vena hepatica normal, tak tampak nodule, kiste, abcess
Gall blader        : besar normal, dinding baik, batu polyp (-)
Pancreas             : besar normal;, intensitas echoparencim baik, tak tampak nodule kiste abcess, kalsifikasi
Lien                    : membesar intensitas echoparencim baik, systema calyseal tak tampak estasis, tak tampak nodule, kiste abcess batu
Tak tampak pemesaran kelenjar pada aorta
Kesimpulan      : splenomegali
Tak tampak proses metastasis pada hepar dan kelenjar pada aorta

2.      Therapy medik
Ø  Diet TKTP lunak
Ø  Multivit 3 dd 1 tab
Ø  Prednison 3 dd 4 tab
ANALISA DATA
TGL
D A T A
Kemungkinan
PENYEBAB
MASALAH
28/10
2001
10.00
Subyektif
Ä Pasien mengatakan bila menelan terasa sakit
Ä Pasien mengatakan bila makan terlalu banyak atau minum terlalu banyak akan teasa mau muntah
Ä Pasien mengatakan berat badan sebelum sakit 62 kg
Ä Pasien mengatakan porsi yang disediakan RS cuma habis 3 – 4 sendok makan
Obyektif
Ä  Keadaan umum baik
Ä  T  110/70 mmHg
Ä  N 90 x/menit
Ä  S 36 5 o C
Ä  R 20 x/menit
Ä Porsi yang disediakan RS cuma habis setengah porsi
Ä Pasien terlihat menyeringai saat menelan makanan
Ä  Pasien mendapatkan diet TKTP lunak
Ä  TB : 168 cm
Ä  BB : 56 Kg
Ä  Terdapat pembesaran kelenjar limfe pada leher kiri dengan diameter 20 cm benjolan bawah rahang kanan diameter 4 – 5 cm benjolan leher kanan dengan diameter kurang lebih 5 cm konsistensi padata dan kenyal serta nyeri tekan
Ä  Hasil PA : Non Hodgkin Lymfoma difuse large cell high grade stad III B
Kesulitan menelan sekunder terhadap penekanan massa pada oesopagus
Nutrisi
28/10
2001
09.00
Data Subyektif
Ä Pasien mengatakan merasa sedih karena ada benjolan pada lehernya
Ä Pasien mengatakan merasa malu karena keadaannya sekarang

Data Obyektif
Ä  Pasien tampak sedih saaat diajak bicara tentang  penyakitnya
Ä  Ekspresi muka tampak sedikit gelisah
Ä  Terdapat pembesaran kelenjar lymfe di leher dengan diameter kurang lebih 20 cm
Ä  Pasien tampak jarang bicara dengan pasien di sebelahnya
Ä  Pasien menutupi lehernya dengan sleyer saat jalan – jalan diluar
Ä  PA : LNH Difuse Large cell, High Grade Stad III B
Perubahan bentuk anatomi tubuh (adanya Lymfoma)
Konsep diri (body Image)
28/10
2001
09.00








Data Subyektif
Ä  Pasien mengatakan sedih karena ada benjolan pada leher kirinya
Ä  Pasien menanyakan apakah penyakitnya bisa segera disembuhkan dan bagaimana prosedur pengobatannya
Data obyektif
Ä  Keadaan umum baik
Ä  Ekspresi wajah tampak sedikit gelisah
Ä  Pasien tampak menanyakan tentang penyakit yang dideritanya
Ä  T 110/70 mmHg
Ä  N 90 x/menit
Ä  R 20 x /menit
Ä  S 36 5 o C
Ä  PA : LNH Difuse Large Cell High Grade III B
Knowledge deficit tentang penyakit dan prosedur pengobatan
Psikologis (cemas ringan)
28/10
200109.00
Data Subyektif
Ä  Pasien mengatakan nyeri tekan pada daerah benjolan di leher
Data Obyektif
Ä  Pasien tampak menyeringai saat benjolan di tekan
Ä  Tedapat pembesaran kelenjar lymfe di leher dengan diameter 20 cm
Ä  Terdapat nyeri tekan
PA : LNH Difuse Large Cell High Grade Stad III B
Penekanan syaraf di leher akibat LNH
Rasa nyaman (nyeri tekan)

     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan bernafas sukunder terhadap penekanan massa pada oesopahgus
2.      Gangguan psikologis ( cemas ringan ) berhubungan dengan knowledge deficit tentang penyakit dan prosedur pengobatan
3.      Perubahan konsep diri (body Image) berhubungan dengan perubahan bentuk anatomi tubuh (adanya limfoma)
4.      Gangguan rasa nyaman (nyeri tekan) berhubungan dengan penekana saraf di leher akibat adanya limfoma