Senin, 21 Maret 2011

ASKEP GASTRITIS.....Lidya Septiana Wati 04.08.2049

Lidya Septiana Wati
04. 08. 2049
D / KP / VI

GASTRITIS

A. DEFINISI
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
Gastritis dibagi menjadi 2 macam :
1. Gastritis akut
Merupkan lesi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-faktor agresik atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung ( Mansjoer Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, 2001 ).
2. Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multi faktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi ( Mansjoer Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, 2001 ).

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :
1. Gastritis Akut, penyebabnya yaitu :
- Alkohol
- Obat-obatan : aspirin, digitalis, yodium, sulfas feros kortison, obat anti inflamasi non steroid (AINS)
- Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti : trauma, luka bakar, sepsis
- Jenis bahan makanan : (zat yang terkandung dalam kopi) bahan rempah-rempah seperti : merica, cuka, asam)
- Stress
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya belum pasti mungkin berhubungan dengan faktor ras, heriditas psikis dan makanan. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

C. PATOFISIOLOGI
• Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
• Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

D. PATHWAY













E. GEJALA KLINIS
 Gatritis akut
- Nyeri epigastrum
- Nausea, muntah-muntah, anorexia
- Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
- perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena
- tanda lebih lanjut yaitu anemia.

 Gastritis kronik
- Tampak pucat, Hb tidak normal
- Perut terasa panas
- Anorexia, epigstrum terasa tegang
- BAO/MAO ( Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat diketahui dengan biopsi
- mengeluh nyeri ulu hati
- nausea
- keluhan anemia
- pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.


F. KOMPLIKASI
1. Gastritis Akut

Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.


2. Gastritis Kronik

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

G. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan ulkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
3. Diet lunak diberikan sedikit-sedikit tetapi lebih sering
4. Hindari makanan / bahn-bahan yang merangsang seperti alkohol dan bumbu dapur.
5. Berikan antasida, kecuai Gastritis Hipertrofi dan atrofi gaster. Kini Gastritis Hipertrofi dan atrofi gaster dihubungkan dengan proses autoimun dan adanya anemia, pernisiosa, karena itu pada kasus ini diberikan kortikosteroid dan vit B12. untuk Gastritis atrofi dapat diberikan asam seperti asam glutamat, HCl, Glulaptin, enzim-enzim lambung.
6. Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasida berikan oksitosis tablet 15 menit sebelum makan.
7. Berikan obat anti koinergik bila sekresi asam berlebihan.



ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a) Anamnese
1. Biodata /identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa medis
2. Keluhan Utama
a. Adanya rasa perih, nyeri epigastrum
b. Adanya perdarahan / muntah darah
c. Nyeri setelah / sebelum makan
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan umum mulai dari sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri perut, pusing, mula, muntah, nafsu makan menurun, kembung.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang atau pernah menderita penyakit keturunan atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
c. Kebiasaan yang dialami
i. Peminum alkohol
ii. Suka minum kopi, teh panas
iii. Perokok
iv. Kebiasaan makan sedikit, terlambat makan pedas, mengandung gas/asam
v. Kebiasaan bekerja keras : penyebab makan tak teratur
vi. Penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter : aspirin, analgesik, steroid (kolmetaxon) dll
vii. Menjalankan diet ketat.
d. Pola-pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan klien mengenai kesehatan dan kebiasaan yang kurang menjaga kebersihan serta pemakaian obat yang mengiritasi lambung, intake makanan yang kurang menjaga kebersihan, tidak dimasak dahulu dan sering makan yang terkontaminasi dengan bakteri.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya klien makan tidak teratur
3. Pola aktivitas
Pada klien gastritis akan mengalami gangguan karena selalu terdapat rasa nyeri pada daerah lambung.
4. Pola eliminasi
Pada umumnya pada klien gastritis tidak ada gangguan atau masalah pada pola eliminasi baik eliminasi alvi atau uri
5. Pola istirahat dan tidur
Rasa mual, nyeri, yang sering menyerang epigastrium akan mengurangi waktu dan menjadi gangguan tidur klien
6. Pola sensori dan kognitif
Pada klien gastritis biasanya tidak ada gangguan pada panca indera
7. Pola persepsi diri
Klien mengalami kecemasan sebab sering merasa nyeri, mual, muntah
8. Pola hubungan dan peran
Klien masih tetap berinteraksi dengan orang lain dan hanya perannya yang terganggu karena klien harus banyak istirahat akibat nyeri yang sering dirasakan
9. Pola reproduksi dan seksual
Pada umumnya klien tidak mengalami gangguan baik organ maupun kebiasaan sexualitas
10. Pola penanggulangan stres
Cara klien menanggulangi stress biasanya menggunakan mekanisme koping yang baik jika dimotivasi oleh keluarga atau perawat
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Kebiasaan agama yang dianut, kebiasaan beribadah baik di rumah ataupun di rumah sakit
 Inspeksi
- Pucat, lemah, adanya perdarahan, mual, muntah
- Berat badan menurun
- Keluar keringat dingin
 Palpasi
- Nyeri tekan kuadran kiri atas
- Nyeri epigastrium
- Turgor menurun
 Auskultasi
- Terdapat peningkatan fisik usus/gaster
 Perkusi
- Suara resonan gila pasien kembung
 Tensi menurun, nadi cepat/kecil, suhu meningkat dan RR menurun. Wajah pucat, mata cowong, turgor kulit menurun, tektur kulit.
 Kulit kasar

b) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, nyeri epigastrium, RR meningkat, suhu meningkat, nadi meningkat.
2. Kepala dan leher
Wajah pucat, mata cekung, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, dan wajah menyeringai kesakitan.
3. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, tekstur kulit kasar dan kadang sianosis.
4. Sistem respirasi
Tidak ada kelainan pada sistem respirasi.
5. Sistem kardi vaskuler
terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan nadi dan adanya suara jantung yang irreguler.
6. Sistem gastrointestinal
Terjadi mual, muntah, dan peningkatan fisik usus/gaster.
7. Sistem genito urinaria
Tidak terdapat disuria, retensi urine dan inkontinensia
8. Sistem muskuloskeletal
Adanya kelemahan otot karena kurangnya cairan dan nyeri pada persendian.

9. Sistem endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya gastritis dari sistem endokrin.
10. Sistem persyarafan
Motorik dan sensorik tidak ada gangguan pada umumnya.

c) Pemerisaan Penunjang
Diagnosis dapat ditegakkan dengan DL, BJ Plasma, kultur
Analisa lambung sekresi : hambatan HCL / peningkatan HCL
Endoskopi : terdapat luka pada mukosa gaster
Sinar-sinar barium : terdapat luka pada gaster / intestinal.

 ANALISA DATA
1. Ds : klien mengatakan nyeri perut bagian kiri atas bila ditekan dan nyeri
Epigastrium.
Do : - klien tampak lemah, pucat
- keluar keringat dingin
- tampak menyeringai menahan rasa nyeri pada daerah perut
Masalah :
gangguan rasa nyaman (nyeri) pada perut.
Kemungkinan penyebab :
Peradangan mukosa lambung akibat peningkatan / penurunan HCL.
2. Ds : klien mengatakan tidak selera untuk makan
Do : - pasien mual, muntah apabila makan
- mata cowong
- turgor kulit menurun
- BB menurun
3. Ds : pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
Do : pasien tampak gelisa, ketakutan dan cemas
Masalah : kurang pengetahuan tentang penyakit
Kemungkinan penyebab : kurang informasi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan mukosa lambung akibat peningkatan atau penurunan HCL ditandai dengan pucat, lemah, keluar keringat dingin, dan menyeringai kesakitan menahan nyeri.
2. Gangguan keseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan asupan yang kurang ditandai dengan mual, muntah, mata cowong, turgor kulit menurun dan lemas.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima. Ditandai dengan pasien tampak gelisa ketakutan dan cemas.
4. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri pada daerah epigastrium ditandai dengan mata pasien tampak kemerahan, lemah, lesu, pucat dan pasien tampak menyeringai kesakitan.
5. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit ditandai dengan pasien tampak gelisah, ketakutan dan sering bertanya pada perawat tentang penyakitnya
6. Gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
7. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

3. RENCANA TINDAKAN
 Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan mukosa lambung akibat peningkatan/penurunan HCl
Tujuan :
- Nyeri dapat hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
- Pasien tampak tenang
- Nyeri perut hilang
- Expresi wajah rilex, ceria
Rencana Tindakan dan Rasional :
1. Lakukan pendekatan therapeutik pada klien
2. Berikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya nyeri
3. Beri kompres air hangat pada daerah perut yang nyeri
4. Beri motivasi klien untuk makan teratur
5. Berikan teknik relaxasi pada klien
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman
7. Kaji tingkat nyeri
8. Observasi TTV pada klien
9. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida

Rasional :
1. Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan
2. Agar pasien mengerti dan dapat menghindari penyebab
3. Terjadi relaksasi dan mengurangi ketegangan otot-otot
4. Diet teratur bisa menghindari kerusakan mukosa lambung
5. Agar klien merasa lebih nyaman
6. Lingkungan yang nyaman menstimulasi pengurangan nyeri
7. Deteksi dini untuk tindakan selanjutnya
8. Untuk mengetahui perkembangan pasien
9. Antasida memberikan keseimbangan asam lambung yang dapat mencegah terjadinya kerusakan mukosa

 Diagnosa 2
Gangguan keseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan mual dan muntah, anarexia
Tujuan :
- kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 3 hari
Kriteria Hasil :
- Mual menurun, tidak muntah
- Turgor baik
- Kulit lembab, wajah ceria
- Porsi makan sesuai porsi
- Klien dapat mempertahankan berat badannya

Rencana Tindakan :
1. Beri penjelasan terhadap pentingnya nutrisi bagi tubuh dan proses penyembuhan
2. Berikan makanan yang menarik dan merangsang selera makan
3. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
4. Berikan diit tkrp rendah lemak
5. Timbang berat badan tiap 2-3 hari
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nutrisi parenteral dan robaransia

Rasional :
1. Pengetahuan yang meningkat dapat meningkatkan perilaku hidup sehat
2. Untuk meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake bagi tubuh
3. Makanan dalam porsi besar lebih sulit dikonsumsi pasien saat anorexia
4. Meningkatkan asupan gizi yang adekuat mempercepat proses penyembuhan
5. Megetahui perkembangan tubuh
6. Dibutuhkan bila intake PO tidak mencukupi dan efek farmakologis roboransia untuk meningkatkan nafsu makan

 Diagnosa 3
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan :
- Kurang pengetahuan teratasi.
Kriteria Hasil :
- Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Rencana Tindakan :
- Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.




4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data

5. EVALUASI
Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
2. Kebutuhan nutrisi teratasi
3. Gangguan rasa nyeri berkurang
4. Klien dapat melakukan aktifitas
5. Pengetahuan klien bertambah.


DAFTAR PUSTAKA

1. Diana (Bovahnam dan Johann C Hoevolly ). 1996. Keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC.
2. Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
3. Mansjoer Arief. M, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedikteran, edisi 3 : 492 . Jakarta : media ausculapius FKUI .
4. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.
5. Soeparman, Waspadji Sarwono. 2001. Buku Ilmu Penyakit Dalam edisi 3 : 127. Jakarta : FKUI .
6. Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

1 komentar: